Blog TB/KB/TKIT Salman Al Farisi 2 Yogyakarta

"Dan hendaklah kamu sekalian takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka, oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar." (Q.S. An Nisaa' : 9)


Pendataan siswa baru tahun ajaran 2013/2014 bisa lihat di sini


Senin, 18 Januari 2010

Menangis Lagi... Menangis Lagi...


Bunda sayang, masih ingatkah saat ananda dilahirkan di dunia ini? Kata pertama yang ananda ucapkan adalah teriakan tangisan. Meski ananda menangis sekeras mungkin tapi ananda masih ingat kalau Bunda dan Ayah bahagia mendengar tangisan ananda. “Alhamdulillah ananda lahir dengan selamat dan sehat. Sesaat kemudian terdengar Ayah menyerukan adzan di disamping telinga ananda, dengan harapan optimis karena seruan adzan tersebut mengandung makna keagungan dan kebesaran Allah SWT serta syahadat yang menjadi syarat utama bagi seseorang yang baru masuk islam. Tuntunan pengajaran ini menjadi perlambang Islam bagi ananda saat dilahirkan ke alam dunia.



Meskipun ayah sudah menyerukan adzan di telingaku tetapi syetan tetap saja usil menyentuhku sehingga aku menangis dan menangis lagi. Rosullullah SAW pernah bersabda “ Tiada seorang bayipun yang baru dilahirkan melainkan pasti menangis kecuali Isa, Putra Maryam. Bayi itu menangis karena setan menyentuh dan meremas perutnya sehingga si bayi menjerit’ (HR. Abu
Hurairah dan HR. Bukhari Muslim).
Islam menganggap bayi yang baru lahir sebagai berita gembira. Demikian juga pada waktu itu,
banyak kerabat dan saudara datang sekedar ingin menyambut kedatatanganku di dunia ini. Alhamdulillah, Jazakillah… Tangisanku menjadi sesuatu yang menggembirakan bagi semuanya.
Tapi sekarang, tiap aku menangis mengapa Bunda tidak memperlakukan aku seperti dulu ya ? Maafkanlah jika ananda masih sering menangis dan merepotkan Bunda. Mohon bimbingannya supaya ananda tumbuh menjadi anak yang sholih, yang tegar, tidak gampang menangis dan lebih tahan banting.

8 Aturan untuk menyikapi anak batita (2-5 th) yang mudah menangis :
1. Jangan serahkan kendali pada anak
2. Jangan merasa bersalah. Saat menangis, orang tua kadang merasa telah menyakiti perasaan anak dan merasa gagal membahagiakan. Orang tua bersedia menurunkan peraturan demi menebus rasa bersalah.
3. Jangan jadikan tangisan sebagai alat negosiasi. Jika anak menangis di depan umum, orang tua biasanya tergoda untuk membiarkan anak menjadikan tangisan sebagai alat negosiasi.
4. Jangan abaikan kontak mata. Anak yang peka bisa merasakan tatapan mata seperti marah, kesal, ramah dan sedih
5. Jangan lupa peluk cium selama dan sesudah menangis
6. Jangan tertawakan anak apalagi di depan teman-temannya. Hal itu akan melukai perasaannya yang halus.
7. Jangan lupa tawarkan pengalih perhatian.
8. Jangan bohongi anak. Mau pergi ‘seharian’ bilangnya sebentar. Pembohongan seperti tu membuat anak frustasi dan menumbuhkan rasa tak aman dalam diri anak. Hal tersebut membuat anak gampang menangis.. (bu Khori, guru klpk. KB Lumba-lumba)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar