Blog TB/KB/TKIT Salman Al Farisi 2 Yogyakarta

"Dan hendaklah kamu sekalian takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka, oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar." (Q.S. An Nisaa' : 9)


Pendataan siswa baru tahun ajaran 2013/2014 bisa lihat di sini


Senin, 01 Februari 2010

ANAKKU..AYAH-IBU MEMAHAMIMU...

Anak dalam perspektif Islam merupakan amanah dari Allah SWT. Amanah yang diberikan langsung Oleh Allah kepada setiap orang tua. Sehingga sudah sewajarnya jika orang tua yang lebih dahulu harus memahami anaknya.
Upaya yang dapat kita lakukan dalam memahami anak-anak,
1. Menjaga Fitrah anak
Modal utama menjaga fitrah anak adalah cinta dan kelemah lembutan. Bila anak melakukan kesalahan bolehlah orang tua mengingatkan, mengkritik, namun jangan sampai merusak harga diri dan rasa percaya diri. Saat mengoreksi harus lebih menekankan pada tingkah laku anak yang salah. Ada Kisah seorang ibu yang memperlakukan anaknya dengan kasar karena anaknya mengompoli Rasulullah saw. Saat itu Rasulullah saw menegur dengan berkata “ Kalau kencing bayi bisa dibersihkan dengan air, tetapi bagaimana menghilangkan sikap kasarmu dari ingatannya?”


2. Berfikir Positif terhadap anak
Untuk menumbuhkan rasa berfikir positif terhadap anak, sebaiknya orang tua memfokuskan perhatian pada momen-momen baik anaknya, memelihara pandangan positif terkait dengan pertumbuhannya. Pemikiran positif tersebut akan makin berkembang jika orang tua terus berusaha mencari solusi setiap masalah anaknya.
3. Mendengarkan
Mendengar ungkapan anak tidak berarti sekedar menggunakan telinga untuk menangkap kata-kata anak, tetapi juga menangkap maksud tersirat yang dituju, ekspresi wajah, berempati dengan masalah anak atau memberikan komentar-komentar yang sesuai dengan situasinya.
4. Tunjukkan Perhatian kita pada anak, misalkan saat pulang sekolah ajukan pertanyaan. Jangan mengajukan pertanyaan yang menyudutkan misalkan“ Dapat nilai berapa tadi”, atau ada PR tidak hari ini?”atau“ Diajari apa tadi disekolah ?, bisa atau tidak mengerjakan tugasnya?”.namun ajukan pertanyaan yang menyentuh hati misalkan “Bagaimana perasaan nana hari ini, sayang?” atau “Senang tidak tadi nana disekolah?” Pertanyaan yang menyentuh hati akan lebih membangun kehangatan hubungan orang tua dengan anak, dan anak akan merasakan kenyamanan berada disisi orang tuanya.
---------------------------------semoga bermanfaat------------------------- y nazli nur Sholichah

1 komentar:

  1. assalamu^alaikum. saya ingin tahu syarat atau ketentuan pendaftaran siswa baru untk kelompok bermain salman2. dan kira2 rincian biaya berapa? sbg gambaran untk sekolah anak sy

    BalasHapus